Rabu, 23 April 2014




PERUBAHAN MAKNA
RUSMAWATI    : A1B111206
RIKA                   : A1B111216
MAHFUZATI     : A1B111218
1.      Perubahan Makna
a.       Faktor yang Memudahkan Perubahan Makna
Makna dapat saja berubah dalam perjalanan kata sebagai alat komunikasi manusia. Hal itu terjadi karena:
1.      Kebetulan
2.      Kebutuhan baru
3.      Tabu

b.      Perubahan Makna dari Bahasa daerah ke Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1993: 91) kata seni dimaknakan: (i) keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi kehalusannya dan keindahannya; (ii) karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti; tari, ukiran; (iii) kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi; (iv) orang yang berkesanggupan luar biasa. Bagi masyarakat Melayu, dalam bahasa Melayu kata seni lebih banyak dihubungkan dengan air seni atau air kencing. Jadi, kata seni yang bermakna air kencing dalam bahasa Melayu mengalami perubahan makna, sebab dalam BI kata seni dihubungkan dengan seni musik, seni sastra, seni tari yang lebih mengacu kepada hasil karya yang bermutu tinggi.
c.       Perubahan Makna Akibat Perubahan Lingkungan
Lingkungan masyarakat dapat menyebabkan perubahan makna. Bahasa yang digunakan pada lingkungan masyarakat tertentu belum tentu sama maknanya dengan makna kata yang digunakan di lingkungan masyarakat yang lain. Misalnya kata cetak. Bagi mereka yang bergerak dalam bidang persuratkabaran, kata cetak selalu dihubungkan dengan kata tinta, huruf, kertas. Tetapi bagi tukang bata, kata cetak biasanya dihubungkan dengan kegiatan membuat batu bata, mencetak batu pada pada cetakannya. Sedangkan bagi petani, kata cetak biasanya dikaitkan dengan usaha membuka lahan baru untuk pertanian sehingga muncul urutan kata pencetakan sawah baru.
d.      Perubahan Makna Akibat Pertukaran Tanggapan Indra
Telah diketahui bahwa indra mansuia meliputi indra penciuman, indra pendengaran, indra penglihatan, indra peraba, dan indra perasa. Masing-masing indra menimbulkan kelompok kata  yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai bahasa. Indra penciuman mengahsilkan kelompok kata busuk, harum; indra pendengaran menghasikan kata keras, lembut, merdu; indra penglihatan menimbulkan kata gelap, jelas, kabur, terang; indra peraba menimbulkan kata halus, kasar; sedangkan indra perasa menghasilkan kata benci, jengkel, iba, kasihan, rindu, sedih.
Contoh pertukaran tersebut dapat dicermati melalui kalimat-kalimat di bawah ini.
(i)                 Kata-katanya terlalu pedas.
(ii)               Gadis itu sangat manis sekali.
(iii)             Kata-katanya sangat menyejukkan hati.
(iv)             Wajahnya sangat sedap dipandang mata.
e.       Perubahan Makna Akibat Gabungan Leksem atau Kata
Gabungan kata dapat mengakibatkan perubahan pada makna. Contoh gabungan kata tersebut dapat dilihat di bawah ini:
(i)                 Daya juang
(ii)               Unjuk rasa
(iii)             Serah terima
Leksem daya bermakna dorongan, kekuatan, dan karena telah digabungkan dengan juang sehingga menjadi daya juang, maka maknanya menjadi dorongan atau kekuatan untuk berjuang. Jadi, kalau kata atau leksem digabungkan maka maknanya berubah.
f.       Perubahan Makna Akibat Tanggapan Pemakai Bahasa
Makna kata kadang-kadang berubah akibat tanggapan pemakaian bahasa. Perubahan makna ini menjurus kepada hal-hal yang menyenangkan atau ke hal-hal yang tidak menyenangkan. Makna yang menjurus ke hal-hal yang menyenangkan, disebut makna amelioratif, sedangkan makna yang menjurus ke hal-hal yang tidak menyenangkan, disebut makna peioratif.
            Contoh:
(i)                 Urutan kata kaki tangan dahulu bermakna anggota badan, yakni kaki dan tangan. Maknanya bersifat menyenangkan atau amelioratif. Dengan munculnya urutan kata kaki tangan musuh, kaki tangan Belanda, kaki tangan Jepang, maka maknanya menjurus ke hal yang tidak menyenangkan, peioratif. Kaki tangan musuh bermakna orang yang berperan aktif membantu musuh.
(ii)               Kata juara dahulu bermakna kepada penyabungan ayam, jadi bermakna peioratif. Dikatakan bermakna peioratif sebab perbuatan penyabung ayam adalah perbuatan yang tidak menyenangkan. Kini muncul urutan kata juara lomba MTQ, juara renang, juara I, juara dunia. Makna kata juara, yakni menduduki peringkat baik dalam perlombaan atau pertandingan. Maknanya menyenangkan, jadi amelioratif.
g.      Perubahan makna Akibat Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan antara makna asli, makna di dalam lingkungan tempat tumbuh semula kata yang bersangkutan dengan makna yang baru; yakni makna di dalam lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa. Antara makna lama dan maknanya yang baru terdapat pertalian erat.
Makna asosiasi dapat dihubungkan dengan:
1.      Tempat/isi/lokasi
2.      Waktu/peristiwa
3.      Warna
4.      Bunyi
5.      Lambang
Contoh makna asosiasi yang berhubungan dengan waktu atau peristiwa. Tanggal 17 Agustus adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Namun, kadang-kadang kita berkata, “Mari kita bertujuh belasan di Bandung.” Di sini yang dimaksud bukan peristiwanya, tetapi bergembira, merayakan peristiwa tersebut.
h.      Perubahan Makna Akibat Perubahan Bentuk
Telah diketahui wujud kata memperlihatkan aneka bentuk. Ambillah contoh leksem lompat. Dari leksem lompat dapat diturunkan kata: berlompatan, berlompat-lompat, dilompati, dilompatkan, melompat-lompat, pelompat, terlompat. Bentuk kata berlompatan tidak sama dengan bentuk kata melompat. Akibat perubahan bentuk terjadi perubahan makna.
Kata berlompatan bermakna banyak orang atau binatang yang melompat dari satu tempat ke tempat yang lain. Orang berkata, “Udang berlompatan dari perahu,” yang maknanya udang-udang yang berada di dalam perahu melompat ke luar. Makna kata berlompatan berbeda dengan makna kata berlompat-lompat. Kata berlompat-lompat bermakna melaksanakan pekerjaan melompat secara berulang-ulang, entah seorang atau lebih yang menandakan bahwa kegiatan itu dilakukan karena orang bergembira.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa kalau terjadi perubahan bentuk, terjadi pula perubahan makna.
2.      Perluasan Makna
Kata-kata bapak, ibu, saudara dahulu digunakan untuk menyebut orang yang bertalian darah dengan kita. Kata saudara dihubungkan dengan kakak atau adik yang seayah atau seibu dengan kita. Kata bapak selalu dihubungkan dengan orang tua laki-laki, dan kata ibu selalu dihubungkan dengan orang tua perempuan. Kini kata bapak, ibu, saudara telah meluas maknanya, meskipun tidak ada hubungan atau pertalian darah dengan kita. Kita bisa mengatakan, “Saudara-saudara yang saya hormati,”; “Saudara Kanter, Bapak Walikota, Ibu Gubernur Riani.” Dengan kata lain, kata-kata ini menjadi kata sapaan.
3.      Pembatasan Makna
Di dalam pemakaian bahasa, sebuah kata dapat mengalami pembatasan makna. Kata ahli dalam bahasa Melayu bermakna anggota keluarga, orang yang termasuk di dalam  satu golongan atau keluarga. Kini telah muncul urutan kata ahli bahasa, ahli penyakit dalam, ahli sejarah. Terlihat pada kita maknanya sudah lebih terbatas, terbatas pada bidang tertentu. Di sini terlihat pula perubahan makna, tetapi perubahan makna yang mengacu kepada penyempitan makna, pembatasan makna. Kata ahli pada urutan-urutan yang baru disebut tadi mengandung makna orang yang pandai di dalam disiplin ilmu tertentu.
4.      Melemahkan Makna
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dapatkan kenyataan bahwa makna kata tetap dipertahankan meskipun lambangnya diganti. Maksud penggantian lambang tersebut, yakni ingin melemahkan makna agar orang yang dikenai kegiatan tidak tersinggung. Dengan jalan melemahkan makna, kadang-kadang orang tidak merasa bahwa sesuatu tidakan terlalu berat.
Kita mendengar kata dirumahkan untuk melemahkan makna kata ditahan. Kalau ditahan, rasanya terlalu berat secara psikologis bagi yang ditahan, tetapi kalau digunakan kata dirumahkan, maka maknanya tidak sekeras makna ditahan. Secara faktual, orang yang dirumahkan sama dengan orang yang ditahan, hanya ia ditahan di rumah. Ia juga tidak boleh keluar sesuka hati. Hanya dilihat dari segi makna, kata dirumahkan lebih lemah jika dibandingkan dengan makna kata ditahan.
5.      Kekaburan Makna
Selain pemanbahan unsur berupa unsur segmental, kekaburan makna dapat dihindari dengan jalan menambah unsur supra segmental. Unsur supra segmental dimaksud, dapat berupa jeda, nada, atau tekanan. Misalnya kalimat Ali anak Amat sakit; kalau dilengkapi dengan unsur suprasegmental berupa jeda yang ditandai oleh tanda baca (,), maka makna kalimat tersebut menjadi jelas. Kalimat Ali, anak, Amat, sakit; bermakna 3 orang sakit, tetapi kalimat, Ali! Anak Amat, sakit; bermakna hanya seorang yang sakit.
Kekaburan makna dapat dihindari pula dengan jalan pembicara harus mengujarkan kata atau kalimat secara jelas (kalau kata atau kalimat yang diujarkan). Dan alat bicara harus normal. Pada pihak pendengar dituntut adanya alat bicara yang normal,  perhatian pada objek yang dibicarakan, pemahaman tentang makna kata, banyaknya kata yang dikuasai, dan penguasaan terhadap konteks yang melatarbelakanginya.
Kadang-kadang kita tidak mengerti apa yang diujar-kan oleh pembicara karena kita mengantuk, kita tidak mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang disampaikan, kita hanya memper-hatikan gaya pembicara atau ada gangguan dari luar, misalnya kebisingan, kegaduhan, dan ada mobil yang lewat.
6.      Lambang Tetap, Acuan Berubah
Dalam kehidupan sehari-hari dan dalam perkembangan bahasa, kadang-kadang terdapat lambang yang tetap, acuannya berubah. Urutan kata kereta api dahulu memang dihubungkan dengan kereta yang benar-benar dijalankan dengan pertolongan api atau kayu bakar. Kini, meskipun kereta api tidak dijalankan lagi dengan menggunakan kayu bakar, lambangnya tetap, yakni kereta api.
Dalam BI terdapat kata layar, berlayar. Kata berlayar dahulu dihubungkan dengan pergi ke tempat yang lain melalui laut, danau atau sungai dengan menggunakan perahu yang memakai layar. Acuan layar, ada, kenyataannya, ada. Kini, kata berlayar tetap dipertahankan meskipun orang berlayar tidak lagi menggunakan perahu yang memakai layar. Kini orang berlayar sudah menggunakan kapal laut atau perahu motor.
7.      Makan Tetap, lambang Berubah
Dalam BI ada kata menipu. Dewasa ini muncul urutan kata pembelian fiktif, pembayaran fiktif, penerimaan fiktif. Apakah kegiatan ini tidak termasuk menipu? Ya, terntu tetap terlingkup pada makna menipu. Dengan kata lain, makna tetap namun lambang berubah atau diganti.








9 komentar:

  1. Nama Iis Ariska
    NIM A1B111202
    tolong jelaskan 3 hal padafaktor perubahan makna, yaitu kebutuhan baru, kebetulan dan tabu berikan contohnya... terima kasih

    BalasHapus
  2. Kembali kasih .... 
    Faktor perubahan makna:
    1. Kebetulan
    Maksudnya yaitu perubahan makna itu terjadi tidak disengaja. Contohnya, kata rawan. Dahulu kata rawan selalu dihubungkan dengan tulang, menjadi tulang rawan. Kata rawan bermakna muda, lembut. Kini kata rawan sudah berubah maknanya. Makna kata rawan sudah lebih banyak dihubungkan dengan kekurangan, misalnya dalam urutan kata rawan pangan; makna kata rawan sudah dihubungkan pula dengan mudah menimbulkan gangguan keamanan sehingga muncullah urutan kata rawan perampokan, rawan pencurian; bahkan akhir-akhir ini sudah dihubungkan dengan tempat atau wilayah yang tidak mendukung organisasi peserta Pemilu, sehingga muncul urutan kata daerah itu rawan. Di sini tampak bahwa perubahan makna hanya kebetulan saja.
    2. Kebutuhan baru
    Misalnya, dahulu kata berlayar bermakna menggunakan perahu layar untuk bepergian melalui laut. Kata berlayar kini tetap digunakan, tetapi maknanya berubah. Maksudnya bukan bepergian menggunakan perahu layar lagi, tetapi bepergian dengan kapal laut dan pesawat terbang. Orang mengetahui, baik kapal laut maupun pesawat terbang tidak menggunakan layar.
    3. Tabu
    Kata itu dikatakan tabu maksudnya adalah karena makna yang terkandung pada kata itu tidak senonoh dilafalkan atau mengakibatkan malapetaka jika dilafalkan. Dalam BI terdapat kata kakus. Kata ini tidak wajar dikatakan, apalagi pada waktu orang sedang makan, karena maknanya membayangkan pada benda yang menjijikkan. Karena kata itu tabu, kata ini diganti dengan kata kamar belakang atau kamar kecil. Makna kamar belakang atau kamar kecil secara harfiah tidak sama dengan kata kakus. Namun pemakai BI sudah memahami kalau seseorang menyamakan kamar belakang atau kamar kecil, itu maknanya yang dimaksud adalah kakus, WC, atau toilet.

    BalasHapus
  3. Rika Ratna Sari A1B111214
    Kelompok 4

    Coba kelompok berikan masing-masing contoh asosiasi makna yang berhubungan dengan:
    1.      Tempat/isi/lokasi
    2.      Waktu/peristiwa
    3.      Warna
    4.      Bunyi
    5.      Lambang

    Terimakasih.

    BalasHapus
  4. Mentari Adzana
    A1B111223
    Kelompok 1

    Berikan contoh Makna Tetap, lambang berubah itu seperti apa ??

    Terima kasih teman ^_^

    BalasHapus
  5. Nama: Ria Marlina
    NIM : A1B110210

    1. Menurut kelompok kalian apakah melemahkan makna dengan penghalusan makna itu sama atau berbeda?
    2. Saya minta contoh lain tentang melemahkan makna selain yang kalian tuliskan diblog.

    BalasHapus
  6. Terima kasih untuk saudari Rika Ratnasari
    Contoh asosiasi makna yang berhubungan dengan:
    1. Tempat/isi/lokasi
    Kalau kita makan di warung, sering kita berkata “Sepiring lagi,” atau, “Segelas lagi, Bu!” Yang kita maksudkan tentu bukan piring atau gelas tanpa isi, tetapi yang kita maksud adalah nasi, nasi goreng, nasi sup, mii goreng, atau gado-gado, sesuai dengan makanan yang kita pesan; dan kalau dihubungkan dengan gelas, maka yang kita maksud adalah es teh, teh panas, atau minuman lainnya, sesuai dengan minuman yang lebih dahulu kita pesan. Di sini terjadi asosiasi antartempat dan isi.
    2. Waktu atau peristiwa
    Pada tanggal 21 April (Hari Kartini). Asosiasi kita langsung berhubungan dengan waktu atau peristiwa tersebut meskipun pembicara tidak menjelaskan lagi peristiwanya. Kalau orang berkata “Ina, besok 21 April,” maka yang dimaksud bukan tanggalnya, tetapi dorongan untuk memperingatinya. Maknanya berubah.
    3. Warna
    Misalnya kuning, sebuah kapal yang berlayar mendekat pelabuhan dan di geladak kapal berkibar bendera kuning, maka petugas pelabuhan segera menyediakan ambulan dan dokter; karena bendera berwarna kuning mengasosiasikan kita dengan penyakit. Di sini terjadi perubahan makna, yakni bukan warna kuning, tetapi pesan yang ditandai oleh bendera kuning. Dalam hal ini kapal tersebut membawa orang sakit yang sudah kritis.
    4. Bunyi
    Misalnya kalau kita mendengar sirine pada mobil ambulans, maka asosiasi kita berhubungan dengan: (i) ada orang kecelakaan yang sedang dilarikan ke rumah sakit; (ii) ada orang sakit yang sedang dilarikan ke rumah sakit; (iii) ada orang meninggal di rumah dibawa ke rumah duka atau kuburan dengan menggunakan mobil ambulans. Di sini tampak adanya perubahan makna, yakni bukan bunyi, tetapi pesan yang disampaikan oleh bunyi.
    5. Lambang
    Misalnya kalau kita sedang mengudara dan di bawah terlihat palang (+) hijau di atas warna putih, asosiasi kita berhubungan dengan rumah sakit. Contoh lain, kalau pada pertempuran kita melihat lambang palang merah, asosiasi kita adalah petugas kesehatan dan karena itu tidak boleh ditembak.

    BalasHapus
  7. Kembali kasih saudari Mentari Azdana Yusita
    contoh Makna Tetap, lambang berubah selain yang sudah disebutkan di atas yaitu misalnya lelaki yang suka mempermainkan hati wanita, sekarang sering disebut dengan playboy, buaya darat. Lambangnya tetap, yaitu untuk lelaki yang suka mempermainkan hati wanita itu meskipun disebut dengan playboy atau buaya darat, maknanya tetap yaitu lelaki yang suka mempermainkan hati wanita.

    BalasHapus
  8. terima kasih saudari Ria Marlina
    menurut kami, melemahkan makna sama ja dengan menghakuskan makna. karena dari dua kata tersebut maknanya sama saja yaitu agar kata-kata yang diucapkan tidak kasar, sopan, lembut, lemah lembut, tidak menyinggung perasaan orang lain.
    contohnya urutan kata orang buta dilemahkan menjadi tuna netra, orang tuli dilemahkan dengan urutan kata tuna rungu.

    BalasHapus
  9. Baccarat | Craps & Cards | Play It Again | Betfair Casino
    Betfair casino 1xbet offers a wide range of Baccarat, table games and more, and they're all here for kadangpintar the fun of a traditional game. For the new player, Betfair's games 바카라

    BalasHapus